Indonesia sudah tidak diragukan lagi terkenal dengan banyaknya produk kebudayaan yang bahkan dikenal hingga ke luar negeri. Produk kebudayaan itu bisa dalam bentuk seni pertunjukan maupun karya sastra. Salah satu yang mungkin belum banyak dikenal adalah Mocopat Gresik. Meskipun saat ini sudah jarang generasi muda yang mengenal atau mempelajari warisan budaya yang satu ini. Kesenian ini biasanya ditampilkan di acara-acara besar yang diselenggarakan untuk memperingati hal tertentu seperti haul akbar. Apa sih sebenarnya mocopat itu?
Mocopat sendiri merupakan satu dari sekian banyak sastra lisan yang bisa ditemukan khususnya di Pulau Jawa. Kesenian macapat ini adalah kesenian dasar bagi jenis seni lainnya. Kesenian ini juga menjadi salah satu jenis kesenian yang dikembangkan oleh pujangga dan seniman-seniman Jawa kuno. Macapat pada dasarnya ada di semua daerah di Jawa, khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jogjakarta. Bedanya Mocopat Gresik dengan mocopat dari daerah lain adalah nuansa keislaman yang khas dalam setiap isi maupun temanya.
Berbicara tentang Mocopat Gresik tidak bisa dilepaskan dari peran Sunan Giri sebagai wali yang menyebarkan agama Islam terutama di daerah Jawa Timur. Sunan Giri lah yang menggubah kidung atau isi macapat menjadi pujian atau syair kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk melantunkannya biasanya diiringi dengan alat musik terbang. Jumlah terbang yang mengiringi pun biasanya berjumlah 7 buah. Dengan sarana seni yang lebih mudah diterima masyarakat inilah Sunan Giri memulai dakwah dan menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Timur.
Berdasarkan sejarah, Sunan Giri lah menciptakan gendhing Asmaradhana dan Pucung yang menjadi beberapa jenis macapat paling digemari oleh masyarakat. Sebagai bentuk sastra, Mocopat Gresik tentu memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu, yaitu:
Meskipun berbentuk sastra lisan, tembang mocopat juga terikat oleh aturan atau kaidah. Misalnya adanya guru gatra, guru wilangan dan guru lagu yang membatasi setiap gendhing atau jenis macapat. Contonya, untuk tembang maskumambang dibatasi dengan aturan 10i-6a-10i-8a. Dari aturan ini, maka maskumambang tersebut terdiri dari 4 baris dalam satu bait. Dalam tiap baris terdiri dari 10 suku kata di baris pertama, 6 suku kata baris kedua, 10 suku kata baris ketiga dan 8 suku kata baris ke empat. Sedangkan vokal terakhir baris pertama jatuh pada huruf ‘i’ baris kedua ‘a’ baris ketiga ‘i’ dan baris keempat ‘a’.
Secara umum, tembang macapat dibuat dengan isi di dalamnya adalah nasihat dalam menjalani hidup. Begitu pula dengan mocopat Gresikan. Mocopat Gresikan biasanya berisi tentang perjalanan hidup manusia, baik dari lahir hingga mati, dengan masing-masing menggambarkan suasana yang berbeda. Yang menjadi ciri khas Mocopat Gresikan adalah temanya tak lepas dari nuansa keislaman karena memang mocopat ini diciptakan oleh Sunan Giri sebagai media untuk dakwah.
Tembang mocopat merupakan produk kebudayaan yang harus disyukuri keberadaannya dan dilestarikan. Tembang ini biasanya disenandungkan dalam pertunjukan wayang atau pertunjukan kesenian lainnya. Namun sedikit berbeda dengan Mocopat Gresik yang berdasarkan sejarah diciptakan oleh Sunan Giri. Sebagai media dakwah, tentu saja isi tembang mocopat Gresikan ini memiliki nuansa keislaman yang kental dengan filosofi yang sama-sama menggambarkan kehidupan manusia. Beberapa mocopat Gresikan bahkan berisi tentang syair dan pujian kepada Nabi. Inilah yang membedakannya dengan macam-macam mocopat dari daerah lain.
#sumber gambar : IG @ ahfahmi