Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Jawa yang memilik banyak potensi lokal. Di provinsi ini, banyak sekali objek wisata maupun hal menarik yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Gresik sebagai salah satu kabupaten di Jawa Timur memiliki sebuah agenda tahunan yang biasanya juga mengundang banyak perhatian yaitu Festival Damar Kurung. Festival ini diselenggarakan khusus pada saat bulan Ramadan untuk melestarikan tradisi turun-temurun yang sudah sejak lama tumbuh mengakar di Gresik.
Sesuai asal katanya, damar berarti pelita atau lampu, sedangkan kurung atau kurungan dapat diartikan sebagai tempat tinggal hewan atau kandang yang mirip dengan sangkar burung. Damar kurung ini merupakan lampion berbentuk kubus yang digantung. Sekilas bentuknya memang mirip seperti sangkar burung. Kubus tersebut dilapisi dengan kertas bergambar. Adapun motif gambarnya bermacam-macam. Namun biasanya gambar tersebut berhubungan dengan kota Gresik atau kegiatan ibadah umat Islam.
Tidak ada sumber pasti kapan damar kurung mulai ada di masyarakat Gresik. Namun yang jelas, damar kurung sudah ada sejak puluhan abad yang lampau. Sementara itu, festival damar kurung sendiri baru ada pada tahun 2012. Festival ini adalah sebuah upaya untuk terus menghidupkan budaya damar kurung yang semakin tergerus arus modernitas zaman. Selain itu, festival ini juga bertujuan untuk ajang promosi wisata Gresik pada khususnya dan juga mengangkat taraf ekonomi masyarakat.
Festival damar kurung semakin lama semakin mengalami perkembangan. Di tahun pertamanya, event ini hanya dilaksanakan semalam. Namun seiring berjalannya waktu, festival ini diselenggarakan hingga beberapa malam. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, festival ini dilaksanakan pada saat bulan Ramadan, tepatnya pada minggu kedua untuk mengkaji nilai-nilai luhur Kabupaten Gresik. Dari tahun ke tahun, festival ini juga semakin banyak melibatkan peran serta berbagai pihak, bahkan orang-orang di luar masyarakat Gresik. Setiap tahunnya, festival ini mengusung tema berbeda dan dilangsungkan di tempat yang berbeda pula. Selain itu, hal-hal yang ditawarkan juga semakin variatif.
Secara tidak langsung, Festival Damar Kurung juga memperkenalkan kehidupan masyarakat Gresik. Lukisan-lukisan dua dimensi yang ada pada damar kurung kebanyakan menggambarkan suasana kehidupan sosial Gresik seperti kegiatan seputar peribadatan Islam, kehidupan masyarakat pesisir, suasana laut, kondisi pasar. Gresik yang terkenal sebagai kota santri memang pada zaman dahulu memiliki riwayat sebagai kota bandar dan sekaligus kota yang menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Pembuatan damar kurung sendiri memang semakin berkembang dari waktu ke waktu, namun ada beberapa pakem yang harus dijaga. Pakem-pakem tersebut antara lain adalah bentuk-bentuk yang digambar haruslah diwujudkan dalam dua dimensi. Selain itu, warna-warna yang digunakan untuk mengisi ruang kosong harus menggunakan warna cerah seperti merah, biru, hijau, atau ungu. Wajah-wajah juga harus tampak ceria. Untuk gambar berupa makhluk hidup mesti disertai dengan aktivitas serta latar belakang bangunan.
Damar kurung memang telah mengalami perkembangan fungsi. Lentera yang semula hanya untuk hiasan di rumah-rumah ini pada perkembangannya menjadi maskot kota Gresik dan juga menjadi buah tangan dari Gresik. Damar kurung juga menjadi penghias ruangan-ruangan instansi pemerintah dan taman-taman. Ini adalah upaya lain untuk terus melestarikan keberadaan damar kurung, buah karya seniman asal kampung Tlogopojok Gresik Almarhumah Sriwati Masmundari yang juga biasa dipanggil Mbah Masmundari ini.
Setelah membaca artikel di atas, apakah Anda penasaran dengan Festival Damar Kurung ataupun kota Gresiknya? Jika Anda memang tertarik, silakan datang ke Gresik di saat bulan Ramadhan. Cari tahu terlebih dahulu informasi penyelenggaraan festivalnya agar Anda bisa menyaksikan event tersebut. Atau jika tertarik ingin membuat damar kurung sendiri, silakan cari video tutorialnya yang banyak tersedia di internet.
#Sumber gambar : IG @ gandhi.mahendra